Kamis, 08 Januari 2009

Strategi Belajar Galih Qoobid Mulqi


STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN MEMBERDAYAKAN KECERDASAN UNTUK MENCAPAI HASIL BELAJAR YANG OPTIMAL




•A. Pendahuluan

Salah satu bidang kawasan Teknologi Pembelajaran yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar adalah perancangan. Sells (1994:32) menegaskan bahwa perancangan adalah penentuan kondisi untuk belajar dengan tujuan untuk menghasilkan strategi yang sesuai dengan sasaran akhir yang ingin dicapai. Dari kutipan tersebut terlihat bahwa untuk mencapai tujuan yang optimal diperlukan suatu perancangan yang baik sebagai pendukung suasana belajar yang diinginkan. Dalam hal ini strategi yang baik juga sangat menentukan untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Stretegi pembelajaran merupakan langkah-langkah untuk penentuan dan pengurutan kondisi dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran berinteraksi dengan situasi belajar. Strategi pembelajaran merupakan suatu pendekatan dalam mengorganisasikan komponen-komponen pembelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Strategi pembelajaran yang baik adalah strategi yang mampu mengkondisikan segala aspek perbedaan peserta didik baik yang menyangkut kecerdasan, perbedaan individu, latar belakang, kemampuan dan segala aspek yang ada pada anak didik. Dewasa ini di persekolahan kemampuan otak siswa kadang kurang diperhatikan padahal kemampuan otak manusia adalah tidak terbatas. Namun banyak orang yang tidak mampu mengolahnya sampai kepada penggunaan yang optimal, sehingga hasil yang dicapai juga kurang maksimal. Hal ini disebabkan karena strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran kurang merangsang kepada penggunaan otak secara keseluruhan.

Kenyataan di lapangan banyak siswa yang sebenarnya memiliki kecerdasan yang tinggi namun tidak dapat diberdayakan sebaik mungkin, sehingga dalam belajar ia tidak mencapai hasil belajar yang baik. Ada anak yang memiliki kecerdasan tinggi namun karena strategi pembelajaran yang kurang sesuai dengan perkembangannya menjadikan pebelajar tersebut berada di tingkat bawah. Namun sebaliknya ada anak yang memiliki kecerdasan menengah dapat berhasil dalam pembelajaran karena strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya.

Secara umum cara anak belajar menurut Schmith adalah sebagai berikut :

  • - anak- anak belajar sambil bermain
  • - Anak-anak belajar melalui pengalaman langsung, melihat, menyentuh, meraba, mencium,
  • - anak-anaka belajar berkomunikasi dengan mengobrol
  • - anak-anak belajar dengan mencoba memecahkan masalah sungguhan
  • - anak-anak tahu bahwa menyelidik dan menjelajah bermanfaat bagi mereka

Dari kutipan tersebut terlihat tentang cara-cara anak dalam belajar. Jadi untuk menjadikan anak sukses belajar maka strategi yang diciptakan juga harus mempedomani tentang bagai mana cara anak sebenarnya belajar. Penekanan yang paling penting adalah kondisikan anak saat belajar benar-benar seperti apa kenyatannya. Sesuai dengan prinsip mereka belajar. Dan buatlah strategi pembelajaran yang melibatkan semua aspek pengalaman anak didik.

Strategi pembelajaran yang baik adalah yang mampu mengatasi segala sesuatu penghambat dalam suatu pembelajaran. Sehubungan dengan hal ini De Poter (2000:5) menegaskan bahwa ” menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian dan keterlibatan aktif” dari penjelasan tersebut dapat diulas bahwa hambatan dalam proses pembelajaran dapat diatasi dengan mempertimbangkan strategi yang memuat unsur-unsur musik, warna, bahan ajar dan lain sebagainya.

Perkembangan kecerdasan pada seseorang sesuai dengan rangsangan yang diberikan. Artinya jika menginginkan kondisi kecerdasan yang maksimal maka seseorang guru harus mampu menciptakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Guru harus mampu merancang suatu strategi yang mampu melibatkan seluruh kecerdasan yang ada pada peserta didiknya. Namun pada saat ini strategi yang ada masih menekaankan pada satu atau dua aspek kecerdasan.

Sebagai bidang kawasan maka perancangan yang menyangkut strategi pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan teori motivasi, belajar dan lainnya. Hal ini penting karena strategi pembelajaran adalah menyangkut segala sesuatu yang dilakukan untuk memberdayakan orang untuk belajar. Teori motivasi penting karena akan menyangkut erat pada saat pelaksanakaan baik yang menyangkut perbedaan individu, kondisi siswa dan lain sebagainya yang juga patut untuk dipertimbangkan.

Strategi pembelajaran yang sering digunakan guru pada saat ini belum mampu mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena srategi pembelajaran yang digunakan guru belum berbasis kepada berbagai jenis kecerdasan yang ada pada seseorang. Kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang perlu dirangsang karena ia akan berhubungan dengan kecerdasan lainnya.

Melihat fenomena di atas, maka penulis tertarik membuat makalah ini dengan judul strategi pembelajaran dengan memberdayakan kecerdasan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.

•B. Pembahasan

•1. Jenis Kecerdasan yang Mendasar pada Anak Didik

Dari berbagai hasil penelitian maka ada berbagai jenis kecerdasan yang digunakan oleh manusia untuk mencapai kesuksesan. Menurut Gardner, kecerdasan tidak hanya berupa IQ saja namun kecerdasan merupakan sekumpulan kepingan kemampuan yang ada beragam pada bagian otak. Kemampuan kecerdasan dapat ditingkatkan dan dimanfaatkan jika dapat dibina dan dipelihara dalam lingkungan yang tepat.

Menurut Gardner ada setidaknya tujuh jenis kecerdasan utama dalam diri manusia diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Kecerdasan Linguistik

Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan kata secara efektif, baik lisan maupun tertulis. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kemampuan memanipulasi struktur bahasa, fonologi atau bunyi bahasa, sematik atau makana bahasa, dimensi pragmatic atau penggunaan praktis bahasa, mnemonic atau hafalan, eksplanasi dan metabahasa.

Ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah suka menulis kreatif, suka mengarang kisah khayal atau menutur lelucon, sangat hafal nama, tempat, tanggal atau hal-hal lain kecil. Selain itu ciri lain dari seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah membaca di waktu senggang, mengeja kata dengan tepat dan mudah, menyukai pantun lelucon, suka mengisi TTS, meningmati dengan mendengarkan, memiliki kosa kata yang luas dan unggul dalam mata pelajaran bahasa.

  1. Kecerdasan matematis-Logis,

Kecerdasan ini merupakan kemampuan menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap pola dan hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logika dan kemampuan abstraksi lainnya.

Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah dapat menghitung problema aritmetika dengan cepat di luar kepala. Kemudian mampu menikmati penggunaan bahasa komputer atau program software logika. Suka mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis, misalnya mengapa hujan turun? dimana ujung langit dan sebagainya. Ahli dalam permainan strategi, suka merancang eksperimen untuk pembuktian sesuatu. Orang yang memiliki kecerdasan ini umumnya menghabiskan waktu dengan permainan logika dan suka menyusun dalam kategori atau hirarki.

  1. Kecerdasan Spasial

Kecerdasan spasial merupakan kemampuan mengekspresikan dunia spasial secara akurat dan kemampuan mentransformasikan persepsi dunia visual tersebut dalam berbagai aspek kehidupan. Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah sebagai berikut : mampu memberikan gambaran visual yang jelas ketika menjelaskan sesuatu, mudah membaca peta, grafik dan diagram. Selain itu mampu menggambar sosok orang atau benda persis ahlinya. Senang melihat film, slide, foto dan karya seni lainnya. Sangat suka melamun dan berfantasi dan banyak lagi ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan spasial ini.

  1. Kecerdasan Kinestetik Jasmani

Kecerdasan ini adalah keahlian mengggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan, keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan sesuatu, dan kemampuan fisik. Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah sebagai berikut : orangnya banyak bergerak ketika sedang duduk atau mendengarkan sesuatu, aktif dalam kegiatan fisik. Selain itu dapat menikmati kegiatan melompat, lari, gulat dan kegiatan fisik lainnya. Mampu memperlihatkan keterampilan dalam bidang kerajinan tangan, pandai meniru gerakan, kebiasaan, atau perilaku orang lain. Mampu bereaksi secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapi. Menikmati kegiatan dengan tanah liat, melukis dengan jari dan suka membongkar berbagai benda kemudian menyusun lagi.

  1. Kecerdasan Musikal

Adalah kemampuan mengekspresikan berbagai bentuk musical, membedakan, mengubah dan mengekspresikannya. Kecerdasan ini juga meliputi kepekaan terhadap irama, pola nada atau melodi dan warna nada. Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memiiki kecerdasan musical adalah suka memainkan alat musik di rumah dan di sekolah, mudah mengingat melodi suatu lagu. Orang yang memiliki kecerdasan ini suka belajar dengan iringan musik, suka mengoleksi kaset-kaset atau CD lagu-lagu, bernyanyi atau bersenandung untuk diri sendiri atau untuk orang lain. Mudah mengikuti irama, mempunyai suara yang bagus untuk bernyanyi. Peka terhadap bunyi-bunyian di lingkungannya.

  1. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini adalah kemampuan memersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap ekspresi wajah, gerak isyarat, kemampuan membedakan berbagai macam tanda interpersonal, dan kemampuan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu.

Ciri-ciri seseorang yang memiliki kecerdasan ini adalah : mempunyai banyak teman, suka bersosialisasi di lingkungannya. Orangnya sangat mengenali lingkungannya, banyak terlibat dalam kegiatan kelompok. Orangnya mampu berperan sebegai penengah ketika terjadi pertikaian. Mampu menikmati berbagai macam kelompok. Sangat suka menikmati pekerjaan mengajari orang lain. Dan berbakat menjadi pemimpin dan berprestasi dalam mata pelajaran ilmu social.

  1. Kecerdasan Intrapersonal

Kecerdasan ini adalah kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Selain itu kecerdasan ini juga meliputi kesadaran akan suasana hati, maksud, motivasi, keinginan, berdisiplin diri dan kemampuan menghargai diri.

Adapun ciri-ciri orang yang memilki kecerdasan ini adalah memperlihatkan sikap independen dan kemampuan kuat, bersikap realistis terhadap kekuatan dan kelemahannya. Memberikan reaksi keras terhadap topic-topik kontraversial dengan dirinya. Memeiliki kecendrungan pandangan yang lain, banyak belajar dari masa lalu. Mampu dengan tepat mengekpresikan perasaannya. Mampu berfikir fokus dan terarah pada pencapaian tujuan.

  1. Kecerdasan Naturalistik

Adalah keahlian mengenali dan mengategorikan spesies flora dan fauna di lingkungan sekitar. Adapun ciri-ciri dari seseorang yang memilki kecerdasan ini adalah suka dan akrab dengan berbagai hewan peliharaan, sangat suka menikmati berjalan-jalan di alam. Mampu menunjukan kepekaan terhadap fenomena alam, suka berkebun. Menghabiskan waktu dekat akuarium, mencatat berbagai fenomena alam.

•2. Pentingnya Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran untuk kegiatan proses pembelajaran memenggang peranan yang menentukan karena tercapai atau tidaknya tujuan yang ingin dicapai sangat ditentukan oleh strategi yang digunakan. Strategi pembelajaran mencakup berbagai metode yang digunakan, media, prosedur dan teknik yang dipakai untuk menyampaikan materi kepada peserta didik. Sehubungan dengan hal ini Sudjana (1991:16) menyatakan bahwa

Strategi pembelajaran adalah setiap kegiatan baik prosedur, langkah, maupun metode dan teknik yang dipakai agar dapat memberikan kemudahan, fasilitas dan atau bantuan lain kepada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.

Dari pendapat tersebut terlihat bahwa strategi pembelajaran mencakup berbagai aspek untuk pencapaian tujuan pembelajaran yang diinginkan. Sehingga pentingnya strategi tergantung kepada materi dan tujuan apa yang diinginkan. Selain itu strategi yang digunakan harus juga disesuaikan dengan karakteristik siswa, lingkungan dan materi yang akan dibahas. Sehungan dengan hal ini maka Gulo (2002:83) menegaskan bahwa:

Strategi belajar mengajar yang efektif untuk mencapai tujuan tertentu itu tergantung pada kondisi masing-masing unsur yang terlibat dalam proses belajar mengajar secara faktual kemampuan siswa, guru, materi, sumber belajar, media, faktor logistik, tujuan yang ingin dicapai adalah unsur pembelajaran yang berbeda di setiap tempat danm waktu.

Sesuai dengan uraian tersebut strategi pembelajaran berguna untuk pencapaian tujuan instruksional yang diinginkan. Selain itu strategi pembelajaran apada umumnya dirancang oleh guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dikelolanya. Sesungguhnya pendekatan ini sudah baik bila dilakukan secara baik dan benar.

•3. Strategi Pembelajaran dengan Memberdayakan Kecerdasan

Vygoesky dan ahli pandangan kontruktifisme menyatakan bahwa segala seseuatu akan bermakna bagi anak, apabila ia melakukannya dengan menemukannya sendiri, melalui interaksi aktif dengan lingkungannya. Guru hanya berfungsi sebagai fasilitator saja. Sehingga untuk itu diperlukan beberapa implikasi dari teori tersebut adalah :

  • a. Kurikulum pendidikan harus memberikan peluang bagi perkembangan semua aspek perkembangan anak baik perkembangan fisik, emosi, sosial, dan kongrit melalui suatu pendekatan yang interaktif
  • b. Peristiwa belajar harus dipandang sebagai proses interaktif dimana guru memfasilitasi suatu lingkungan belajar yang memungkinkan anak belajar melalui interaksi aktif baik dengan guru, teman sebaya atau media belajar dan anak menggali serta menemukan sendiri pemahaman guru akan konsep yang dipelajarinya
  • c. Kegiatan dan media pembelajaran harus konkrit, nyata, beragam dan relevan dengan kehidupan anak.
  • d. Guru harus memberikan empiris belajar yang variatif, memberikan tantangan, meningkatkan kemmpuan anak segera setelah kemajuan anak terlihat meningkat
  • e. Perencanaan pembelajaran harus didasarkan hasil observasi dan tingkat perkembangan anak yang dilakukan oleh guru.

Mengingat implikasi tersebut teknologi pembelajaran berperan dalam upaya penelitian dan pengembangan secara terus menerus tentang strategi pembelajaran yang tepat. Hal ini meliputi penelitian dan pengembangan terghadap metode, media, sistem asessment dan lingkungan belajar. Untuk dapat menerapkan strategi yang mampu memberdayakan kemampuan kecerdasan maka pendidik harus kreatif dan inovatif dalam menyikapi hal ini. Strategi yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan kecerdasan peserta didiknya.

Untuk melihat kemampuan anak didk maka ada sejumlah pendidik inovatif di banyak negara yang menempatkan teknik-teknik CBC untuk merangsang pikiran anak didik dengan asumsi sebagai berikut :

  • 1) Para siswa peratama-tama harus belajar bagaimana belajar dan belajar bagaimana berfikir
  • 2) Belajar harus menyenangkan di samping membangun percaya diri
  • 3) Pengetahuan harus disampaikan dengan pendekatan multi sensori dan multi model dengan m,enggunakan berbagai bentuk kecerdasan
  • 4) Orang tua khususnya dan masyarakat umumnya harus terlibat sepenuhnya dalam pendidikan anak-anak
  • 5) Sekolah harus mnjadi persiapan sebenar-benarnya bagi dunia yang nyata
  • 6) Prinsi-prinsip manajemen kualitas total dalam bisnis harus mengilhami dunia persekolahan

(Colin Rose: 2002: 328)

Dengan adanya asumsi tersebut maka seorang guru agar mampu merangsang penggunaan kecerdasan majemuk pada siswanya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, demokratis dan antusias. Selain itu peran orang tua dan masyarakat juga sangat menentukan dalam keberhasilan strategi ini.

Strategi pembelajaran dengan memberdayakan kecerdasan pada hakekatnya adalah upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut kurikulum. Dengan menggunakan teori kecerdasan majemuk memungkinkan guru mengembangkan strategi pembelajaran inovatif yang relatif baru dalam dunia pendidikan. Meskipun demikian tidak ada rangkaian strategi pembelajaran yang bekerja secara efektif untuk semua siswa.

Setiap siswa memiliki kecendrungan tertentu pada kedelapan kecerdasan yang ada. Oleh karena itu suatu strategi mungkin akan efektif apada kelompok siswa, tetapi akan gagal bila diterapkan padakelompok lain. Dengan dasar seperti inilah sudah seharusnya guru memperhatikan jenis kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa agar dapat menetukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya.

Strategi pembelajaran ini pada prakteknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Dengan demikian penggunaan strategi ini tetap berada pada posisi yang selalu menguntungkan bagi siswa akan keluar sebagai individu yang memiliki jati diri, yang potensial pada salah satu atau lebih dari delapan jenis kecerdasan yang dimilikinya.

•4. Langkah Penerapan Strategi Pembelajaran dengan Memberdayakan Kecerdasan

Untuk dapat menerapkan strategi ini disekolah maka guru harus mampu terlebih dahulu mengenal hal-hal yang terkait dengan kecerdasan yang dimilki pebelajarnya untuk itu pengenalan lebih awal tentang kecerdasan yang dimilki anak itu penting. Untuk itu dalam penerapan strategi ini ada dua tahapan yang harus dilkukan untuk memperoleh hasil yang optimal yaitu :

  • 1. Memberdayakan semua jenis kecerdasan pada setiap mata pelajaran

Cara ini adalah dengan memberdayakan semua jenis kecerdasan majemuk yang ada pada setiap mata pelajaran adalah menginput informasi melalui delapan jalur ke dalam otak memori siswa. Secara empirik untuk menerapakan strategi pembelajaran ini dapat dimulai dengan melakukan reposisi pada kurikulum yang ada. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengubah tujuan intruksional khusus yang ada menjadi kompetensi yang diharapkan. Dengan demikian setiap TIK atau pokok bahasan dituntut untuk memberadayakan semua atau sebagian besar jenis kecerdasan yang ada.

Contoh yang dapat diambil adalah pada mata pelajaran bahasa yang dominan dengan kecerdasan linguistik, TIKnya berbunyi “siswa dapat membacakan puisi dengan intonasi yang benar di depan kelas”. Bila siswa melakukan semua itu benar, maka kecerdasan yang terlibat meliputi : kecerdasan linguistik, matematis, spasial terbatas dan kinestetis. Akan tetapi bila TIK diubah menjadi “siswa dapat membacakan puisinya dengan intonasi yang baik dan benar di halaman sekolah atau pada acara tertentu” maka kecerdasan yang terlibat akan lebih banyak lagi yaitu : kecerdasan linguistik, matematis, sapsial, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Sehingga kadar belajar yang diperoleh siswa akan jauh lebih tinggi dibandingkan bila hanya membacakan puisinya di depan kelas.

Pemikiran kreatif seperti inilah yang dituntut pada setiap guru bila ingin menerapkan strategi pembelajaran ini. Dengan strategi pembelajaran dengan menggunakan kecerdasan ini akan ada perubahan dalam sikap belajar siswa. Siswa terlihat lebih aktif, percaya diri, dan kreatif dalam banyak hal.

  • 2. Mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan kecerdasan yang menonjol pada masing-masing siswa

Cara kedua ini dapat ditempuh jika guru telah mengetahui kecerdasan apa yang lebih menonjol pada setiap siswa. Untuk itu guru terlebih dahulu harus bisa mengetahui kecerdasan apa saja yang dimilki anak. Penerapan tahap ini lebih bersifat personal atau individual. Siswa yang memilki kecerdasan linguistik misalnya, akan dioptimalkan pencapaian hasil belajarnyapada mata pelajaran bahasa dan sastra. Sedangkan mereka yang mempunyai kecerdasan matematis dan logis lebih cendrung diarahkan pada pencapaian hasil belajar matematikanya seoptimal mungkin. Bagi mereka yang memiliki kecerdasan kinestetik jasmani akan menghasilkan sesuatu yang optimal bila diizinkan belajar dengan cara melakukan gerakan tertentu. Demikian seterusnya guru harus mampu menyesuaikan antara kecerdasan yang menonjol dengan hasil belajar yang akan dicapainya.

Dari uraian tersebut adalah contoh bagaimana strategi pembelajaran dengan memberadayakan kecerdasan diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah. Khususnya untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Sangat jelas bagaimana guru berupaya menjadikan siswanya sebagai sang juara pada bidang tertentu sesuai dengan kecerdasan yang dimilikinya. Siswa tidak hanya mengetahui konsep pengetahuan semata, tetapi ia juga dapat menerapkan pengetahuannya dalam berbagi aspek kehidupan. Dengan kata lain tidak ada yang mustahil bila kita ingin melakukan sesuatu perubahan dalam strategi pembelajaran yang kita gunakan.

•C. Penutup

Kecerdasan yang ada pada setiap manusia ada sebanyak delapan jenis kecerdasan mulai dari kecerdasan linguistik, matematis-logis, spasial, kinestetik-jasmani, musikal, interpersonal dan intrapersonal serta kecerdasan naturalistik.Strategi pembelajaran pada umumnya dirancang oleh guru sesuai dengan kebutuhan mata pelajaran yang dikelolanya. Sesungguhnya pendekatan ini sudah baik bila dilakukan secara baik dan benar. Strategi pembelajaran memengang perana yang menetukan dalam setiap proses pembelajaran.

Strategi pembelajaran memberdayakan kecerdasan ini pada prakteknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal mungkin dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnyapada standar minimal yang ditentukan oleh lembaga atau sekolah. Strategi pembelajaran dengan memberadayakan kecerdasan diimplementasikan dalam pembelajaran di sekolah. Khususnya untuk mencapai setiap kompetensi yang telah ditetapkan dalam sebuah kurikulum. Seharusnya guru mengenal kecerdasan yang menonjol pada setiap siswa sehingga strategi yang digunakan untuk pencapaian hasil belajar sesuai dengan kemampuan kecerdasan yang dimilkinya.

Sebaiknya guru dapat menerapkan stretegi ini untuk menjadikan anak didik memilki jati diri mereka yang sesungguhnya, sehingga mereka akan berdaya guna dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam penerapan strategi pembelajaran dengan memberdayakan kecerdasan sangat diperlukan kretifitas dari guru untuk dapat menciptakan suasana yang dapat memotivasi dan merangsang kecerdasan pada setiap individu siswa. Dalam prakteknya strategi ini akan mampu melihat tingkat penguasaan materi oleh siswa sehingga guru harus dapat membuat evaluasi hasil belajar sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Langkah Langkah Menjadi seorang Peneliti ( My Hobby)


LANGKAH AWAL MENJADI SEORANG PENELITI


Pendahuluan
Agar lebih memahami dalam konteks seperti apa buku ini ditulis, mungkin
Anda perlu mengetahui latar belakang historis dari penulisan buku ini.
Latar belakang historis penulisan buku ini tidak lepas dari cerita tentang
kehidupan yang saya jalani di Kelompok Ilmiah Remaja Padmanaba SMA 3
Yogyakarta (selanjutnya disebut KIRPAD). Pertama kali saya masuk KIRPAD
saat kelas satu SMA tidak ada yang menarik dari organisasi ini selain
mengadakan penelitian lapangan di Turi, Sleman yang tidak menghasilkan
suatu penelitian berarti. Namun saya jadi terikat pada organisasi ini ketika
saya ditunjuk Mas Deka (Ketua KIRPAD periode 1997/1998) untuk jadi
Ketua Padmanaba Science Competition (PSC) pada tahun 1998. Usai jadi
Ketua PSC, saya dipromosikan menjadi Ketua KIRPAD periode 1998/1999.
Mulai dari titik inilah saya secara teratih-tatih belajar mengenai bagaimana
mengelola sebuah kelompok ilmiah remaja, namun saya tidak bisa
menghasilkan karya tulis waktu itu. Banyak evaluasi atas proses belajar
meneliti yang saya alami, namun tetap saja saya belum sampai pada titik
penyelesaian masalah.
Lalu secara kebetulan, pada waktu kelas tiga SMA, saya bertemu dengan
alumni SMA 3 yang sangat menginspirasi. Namanya Sulastomo Raharjo.
Kami biasa panggil beliau Mas Komo. Dari beliau saya belajar banyak
bagaimana membangun sistem, belajar bagaimana belajar serta belajar
untuk memanusiakan manusia. Atas motivasi beliau, saya bersama
beberapa teman seangkatan (Makhfud –especially–, Didin, Aldian, Gestan,
dll.) berusaha membangun kembali puing-puing KIRPAD. Namun rupanya
satu tahun tidak cukup. Setelah jadi mahasiswa pun saya sering balik dan
ngendon di KIRPAD untuk membangun sistem KIRPAD agar organisasi ini
dapat berjalan dengan normal kembali.
Generasi demi generasi berganti. Mulai dari generasinya Budi Sulistyo
(Ketua KIRPAD 2000/2001) dkk (Dina, Ifta, Aul, Alfi, Gana, Desi, Galuh,
Agni, Ronny dll.) yang meletakkan fondasi kekeluargaan di tubuh organisasi
KIRPAD. Kemudian dilanjutkan generasi Adimas "Batu" Herlambang (Ketua
KIRPAD 2001/2002 – setengah tahun) dkk (Abi, Tejo, Sufi dll.) yang
membuat logo KIRPAD disahkan sekolah dan memangkas siklus
kepemimpinan KIRPAD sehingga Ketua KIRPAD tidak lagi dijabat oleh anak
kelas 2 tetapi dipegang oleh anak kelas 1 seperti halnya masa-masa
sebelum tahun 1996. Tongkat estafet kepemimpinan kemudian dipegang
oleh Muchtar Syahroni (Ketua KIRPAD 2001/2002 – setengah tahun
sisanya) dkk (Ames, Nita, Nuri, Titis, Trisna dll.) yang membuat mata rantai
Upacara Minum Teh sampai Pelantikan Anggota KIRPAD, suatu sistem baru
dalam KIRPAD untuk membentuk jati diri anak KIRPAD. Muchtar juga
mengusahakan agar ruangan KIRPAD (yang biasa disebut Villa KIRPAD)
memiliki kunci, sesuatu yang vital bagi sebuah ruangan.
Setelah fasa-fasa peletakan fondasi dan "kerangka dasar" organisasi KIRPAD
dilakukan oleh 3 generasi, fasa selanjutnya adalah fasa mempertahankan
denyut jantung kehidupan KIRPAD. Ini adalah bagian tersulit dan masih
belum selesai sampai sekarang. Dengan tertatih-tatih generasi Okie (Ketua
KIRPAD 2002/2003) dkk (Gholib, Ike, Vina, Riska, Tanti, Ayu’, Hanson,
v
Rieska dll.) mempertahankan kehidupan KIRPAD melalui Kegiatan Latihan
Rutin (biasa disebut KLR). Kemudian saya sempat meninggalkan KIRPAD
selama setengah tahun untuk KKN di Magelang pada tahun 2004. Dan
betapa sedihnya saya ketika melihat Villa KIRPAD terbengkalai saat saya
kembali. Tidak ada lagi aura kehidupan di Villa KIRPAD.
Dalam keadaan desperate seperti itu saya mendapat pertolongan dari Riska,
Gholib dan Tejo yang bersedia bersama-sama saya membentuk kelompok
diskusi sains "the hiddenleaf shinobies". Suatu kelompok yang menurut
saya bisa menjadi sekoci penyelamat KIRPAD sekaligus langkah awal untuk
membuat terobosan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Sekali tepuk dua
lalat. Pada akhirnya "the hiddenleaf shinobies" menjadi cerita indah
tersendiri dengan penuh keajaiban campur tangan Tuhan dalam
perkembangannya.
Meskipun keadaan Villa KIRPAD memprihatinkan, sistem KIRPAD yang
telah dibangun Budi, Batu dan Muchtar masih terjaga dengan baik. Namun
kebiasaan anak-anak untuk ngendon alias nongkrong dan berinteraksi di
Villa KIRPAD sudah hilang. Iklim akademis dengan kurikulum baru juga
memaksa hampir seluruh ekskul di SMA 3 mengalami stagnasi.
AlhamduliLlah melalui masa penyesuaian sekitar satu tahunan, angin
ekstrakurikuler berhembus kembali dalam denyut nadi kehidupan
organisasi di SMA 3. Dan KIRPAD mendapat fresh-blood dari generasi Krisno
(Ketua KIRPAD 2004/2005) dkk (Dani, Arina, Putri, Dara, Evi, Dhilla, Gema,
Gilang, Rakin, Adit, Fatan dll.). Dari interaksi bersama generasi Krisno
inilah saya memiliki ide untuk membuat sebuah panduan penelitian
sederhana untuk anak-anak KIRPAD. Hal ini didorong alasan bahwa sistem
yang baik membutuhkan sebuah elemen penting: Necessary Guidelines.
Rambu-rambu tertulis yang dibutuhkan.
Pada kenyataannya, pembangunan sistem yang saya lakukan bersama
anak-anak di KIRPAD dari generasi Budi (2000/2001) sampai Diyan (Ketua
KIRPAD 2003/2004) berkutat pada penguatan sistem internal saja, mulai
dari kekeluargaan sebagai ruh KIRPAD sampai KLR sebagai denyut jantung
KIRPAD. Bagi anggota KIRPAD, KIRPAD hidup. Tapi bagi orang di luar
sistem, KIRPAD mati karena tidak mampu untuk menunjukkan pencapaian
dalam bentuk produktivitas penelitian ataupun juga pencapaian dalam
bentuk prestasi Lomba Karya Ilmiah sesuai dengan tuntutan nama
"Kelompok Ilmiah Remaja". Di sinilah masalah utamanya. Tingkat
produktivitas penelitian KIRPAD sangatlah rendah: nol penelitian per tahun
–di luar tugas sekolah seperti Latihan Dasar Metodologi Penelitian (LDMI)–
Dalam rangka menstimulasi produktivitas penelitian di dalam KIRPAD,
anggota baru KIRPAD diminta untuk membuat karya tulis sederhana pada
saat tahun pertama-nya masuk KIRPAD. Pelatihan penulisan akan
diberikan sebelum anggota baru KIRPAD diberi tugas untuk membuat
sebuah karya tulis sebagai syarat Pelantikan Anggota KIRPAD tersebut.
Sistem ini sebenarnya sudah diberlakukan sejak masa kepemimpinan
Muchtar. Tapi dari tahun ke tahun terlihat bahwa, pelatihan secara lisan
tidak membuahkan hasil optimal. Perlu ada sebuah diktat/buku pegangan
bagi anggota baru tersebut.
Untuk itulah buku panduan ini sebenarnya pertama kali dibuat pada masa
kepemimpinan Krisno (2004/2005) untuk diberikan kepada generasi di
vi
bawahnya: Poppy (Ketua KIRPAD 2005/2006) dkk (Hendra, Bastian, Wanda,
Putri, Silvy, Prima, Martina, Adit, Imago, Anik, Merrida, Pipin, Bagus, Weda
dll.) pada tahun 2005. Harapannya, dengan memiliki pengalaman membuat
sebuah penelitian perdana yang sederhana, anak-anak KIRPAD bisa
membuat penelitian lain yang lebih baik lagi pada waktu-waktu berikutnya.
Namun dengan menyadari bahwa masalah ketidakterarikan terhadap dunia
penelitian sepertinya tidak hanya menjangkiti anak-anak KIRPAD saja,
maka tidak tertutup kemungkinan bahwa buku ini bisa dipakai anak-anak
yang lain dalam rentang usia SMP sampai SMA untuk memotivasi mereka
membuat sebuah penelitian perdana yang sederhana. Dan pada akhirnya,
kegiatan penelitian dapat mewujud sebagai tempat belajar dimana anakanak
terbuka jiwanya (unfolding soul) dan menjadi "manusia". Hal-hal yang
tidak mudah tapi tidak mustahil dilakukan.
Buku ini hanyalah sebuah milestone kecil yang bisa saya wariskan untuk
generasi-generasi yang akan datang.
vii
Chapter I
Apa yang harus dilakukan
untuk memulai sebuah penelitian ?
"Apa yang harus dilakukan untuk memulai sebuah penelitian?" adalah
pertanyaan yang paling sering dilontarkan oleh para peneliti pemula.
Banyak anak-anak yang ingin meneliti tapi tidak tahu bagaimana cara
untuk memulai penelitian perdananya. Hmm .. hal yang paling mendasar
sebenarnya adalah niat alias keinginan yang sangat kuat untuk menjadi
peneliti. Tapi secara teknis jawaban dari pertanyaan itu adalah:
" … menentukan TOPIK dan merumuskan MASALAH."
… tentang TOPIK … tentang MASALAH
Pilihlah SEBUAH topik. Banyak
peneliti pemula yang gagal
membuat sebuah penelitian
hanya karena kebingungan
menentukan topik. Jadi kunci
pertama-nya adalah fokus pada
sebuah topik! Luangkan waktumu
untuk duduk di meja
belajar, ambil sebuah kertas
kosong dan pulpen, lalu tuliskan
topik-topik yang mungkin untuk
dibahas dan renungkan topik
apa yang sekiranya paling
menarik bagimu.
Langkah kedua adalah menemukan
masalah dari topik yang
kamu pilih. Tetaplah duduk di
meja belajarmu, dan renungkan
juga permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan topikmu.
Mulailah dengan pertanyaan
"Mengapa ini bisa begitu ?"
dan kembalilah pada rasa
keingintahuanmu yang besar
seperti ketika kamu masih
duduk di bangku taman kanakkanak.
Ehm … topik dan masalah adalah dua hal yang saling berhubungan. Jadi
sebenarnya kamu bisa memulainya dari merumuskan masalah terlebih
dahulu, tergantung mana yang lebih mudah buatmu, yang jelas pilih salah
satu yang lebih dulu. Ingat … FOKUS !!!
Berikut ini adalah beberapa topik yang bisa kamu pilih.
Contoh Topik
Studi Sosial
dan
Behavioral
Studi tentang kebiasaan/tingkah laku manusia atau binatang –
psikologi (kejiwaan manusia), sosiologi (hubungan antar
manusia), antropologi (kebudayaan), etnologi, linguistik
(penggunaan bahasa), kependudukan, survey pendapat publik
dll.
Botani Studi tentang tanaman – tata cara perkembangbiakan tanaman,
hortikultura, genetika, penyakit tanaman dll.
1
Ilmu Bumi Geologi, minerologi, fisiografy, oseanografi, meteorology,
klimatologi, seismologi, geografi, astronomi dll.
Ilmu
Lingkungan
Studi tentang lingkungan, polusi (air, tanah, udara), sumber
daya alam, ekologi, aliran air dll.
Kesehatan Studi tentang kesehatan manusia / binatang –kesehatan gigi,
obat-obatan, ilmu tentang penyakit, ilmu gizi, permasalahan
kebersihan dll.
Fisika Teori-teori, prinsip-prinsip dan hukum-hukum fisika serta
penerapannya dalam kehidupan. Hukum-hukum energi, optik,
akustik, partikel, atom, plasma, superkonduktor, listrik,
dinamika fluida dan gas, termodinamik, kinematika,
magnetisme, mekanika quantum dll.
Selain topik-topik yang tercantum di atas tentunya masih ada topik-topik
lain seperti Matematika, Mikrobiologi, Kimia, Fisiologi (Ilmu tentang cara
kerja tubuh kita) dan sebagainya. Karena ilmu pengetahuan adalah tak
terbatas, maka batasilah penelitianmu pada hal-hal yang sederhana di
sekitarmu.
OK, kalau topik-nya sudah ditentukan mari kita menentukan sebuah
permasalahan yang bisa kita kaji bersama melalui sebuah penelitian. Atau
kalian memang ingin memulainya dari merumuskan masalah terlebih dulu?
Tidak masalah, tapi …
Susahnya menemukan masalah … !
Memang susah. Itulah mengapa dalam modul ini, dianjurkan untuk
menentukan topik terlebih dahulu sebelum kita merumuskan sebuah
permasalahan. Topik membuat pikiran kita lebih fokus. Topik juga
mengarahkan kita pada hal-hal yang kita sukai. Jika seseorang ingin
memulai meneliti, mulailah dari hal yang paling ingin diketahui dan paling
disukai.
Membuat masalah sepertinya mudah, tapi menemukan masalah yang bisa
diteliti tunggu dulu … . Masalah seperti apa yang bisa diteliti? Apakah
harus :
• Menarik untuk diketahui orang banyak
• Baru dan Beda
• Pemecahan masalahnya memberikan manfaat bagi orang banyak
Hmm .. tidak harus selalu seperti itu.
Agar kalian bisa memulai sebuah penelitian perdana, masalah tidaklah
harus memenuhi kriteria di atas. Tapi jika kalian bisa memenuhi
permasalahan yang memenuhi kriteria di atas kenapa tidak? Meskipun kita
bebas untuk merumuskan masalah tapi ada kriteria yang seyogyanya
dipertimbangkan yaitu apakah kalian memiliki kemampuan untuk
memecahkan masalah yang kalian pilih. Sebagai contoh, bisakah seorang
siswa SMU memecahkan permasalahan mengenai fusi nuklir?
2
Kemungkinannya satu juta banding satu. Kalian perlu memikirkan apakah
tersedia data yang cukup untuk memecahkan masalah. Dan jika penelitian
kalian memerlukan alat dan bahan, kalian perlu memikirkan apakah alat
dan bahan tersedia dan mudah didapatkan oleh kalian.
Tips kecil
Tips kecil ini sebenarnya sudah disebutkan di depan. Untuk
merumuskan masalah atau menentukan topik yang dibutuhkan
adalah konsentrasi, sikap duduk yang baik dan … paper and
pencil (selembar kertas dan sebuah pensil). Tuliskan apa saja
yang melintas di benakmu, tak perlu rapi asal kamu bisa
memahaminya. Kalau perlu kamu bisa mewakili idemu dengan
gambar atau juga diagram anak panah untuk menunjukkan
hubungan. Dari corat-coretmu itu pasti akan kamu dapatkan
sebuah topik atau rumusan masalah yang cukup bagus. Banyak
yang menyebutnya BRAINSTORMING. Percayalah, selalu
berhasil …
Daftar topik dengan rumusan-rumusan masalah di bawah mungkin bisa
membantumu mendapatkan rumusan masalahmu sendiri:
Tema1: Uji Produk
Rumusan Masalah: Sabun mana yang bekerja lebih baik?
Pupuk mana yang menumbuhkan tanaman lebih
baik?
Awet mana makanan yang diradiasi atau yang
tidak diradiasi?
Tema2: Botani
Rumusan Masalah: Bagaimana pengaruh kerapatan tanaman terhadap
pertumbuhannya?
Bagaimana pola vegetasi pada suatu lahan
tertentu?
Jamur jenis apa yang tiba-tiba tumbuh di halaman
belakang rumahku (identifikasi)?
Tema3: Sosial
Rumusan Masalah: Apa latar belakang anak-anak SMA memiliki geng?
Mengapa tampaknya lebih banyak motor daripada
mobil di Jogja?
Seberapa jauh pemahaman remaja terhadap
HIV/AIDS?
… dan masih banyak lagi sebenarnya permasalahan yang bisa diteliti.
Ada beberapa hal yang akan mempermudah kalian untuk memulai
penelitian. Yang pertama, pilihlah rumusan masalah yang paling kamu
minati. Kemudian, sediakanlah waktu yang cukup banyak untuk
melakukan penelitian. Selesai atau tidaknya sebuah penelitian hanyalah
masalah bagaimana kalian menentukan prioritas pekerjaan mana yang
3
kalian lebih suka kerjakan. Terakhir –sekali lagi ditekankan di sini–
penelitianmu tidak harus rumit!
Agar dapat segera memulai sebuah penelitian perdana, kalian harus mulai
dari penelitian yang sederhana. Dan karena ini adalah penelitian
sederhana, maka coba carilah permasalahan-permasalahan sederhana yang
dapat kalian selesaikan dengan Metode Ilmiah. Hmmm …
Apa sih metode ilmiah itu?
Definisi metode ilmiah sebenarnya agak sedikit formal dan belibet, namun
poin-poinnya bisa disederhanakan menjadi sebagai berikut :
• Mengumpulkan informasi
• Menemukan masalah
• Membuat praduga (hipotesis)
• Menguji praduga dengan pengumpulan data/eksperimen
• Menarik kesimpulan
Sebagai contoh …
Uzumaki Naruto, seorang siswa XI IPA 3, sering mendengarkan radio bertenaga
baterai. Tentunya, Naruto sering bolak-balik ke warung membeli baterai untuk
menghidupkan radionya. Dari kebiasaannya itu dia mengamati bahwa ada
bermacam-macam jenis baterai di pasaran dengan bermacam-macam variasi harga1.
Naruto kemudian ingin tahu apakah ada hubungan antara harga baterai dengan
lama hidup (life-time) dari baterai2. Menurut logika Naruto, semakin mahal harga
baterai, semakin lama masa hidup baterainya3. Lalu Naruto membuat eksperimen4
dengan membeli 3 buah baterai 1,5 Volt yang berbeda harga-nya. Tiap baterai
digunakan untuk menyalakan kereta-keretaan yang sama secara bergantian sebagai
beban (penarik daya listrik). Dan Naruto mencatat lama hidup tiap baterai. Dari
percobaannya Naruto membuat grafik hubungan antara harga baterai dengan masa
hidup batere. Akhirnya Naruto dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan
antara harga baterai dengan lama hidup baterai dan hipotesa yang dibuatnya
terbukti benar5.
Dapat kita amati dari narasi di atas bahwa nomor superscript 1 adalah
pengumpulan informasi awal untuk menemukan masalah yang bisa diteliti
2 adalah rumusan masalah, lalu nomor 3 adalah hipotesis, nomor 4
adalah eksperimen untuk menguji hipotesis. Dan nomor 5 adalah
penarikan kesimpulan. Jika Naruto menuliskan sebuah laporan kegiatan
yang ia lakukan secara runtut maka jadilah sudah sebuah karya ilmiah
yang baik. Tapi sayangnya, Naruto malas menuliskan sebuah laporan
karena Naruto nGgak tahu format penulisan sebuah karya ilmiah.
Ehm … mungkin Naruto belum membaca Chapter VI dari buku ini …
4
Chapter II
Setelah kita mendapat topik dan rumusan masalah,
apa yang sebaiknya dilakukan?
Buatlah sebuah perencanaan penelitian.
Sebenarnya tidak banyak peneliti pemula yang melontarkan pertanyaan di
atas. Sebagian besar akan langsung memulai proses mencari jawaban atas
rumusan masalah yang dipunyai tanpa perencanaan yang matang, Jika
penelitian dilakukan tanpa perencanaan yang baik, hasil akhir dari
penelitian itu bisa jadi terasa "kosong" dan bahkan terkadang antara
rumusan masalah dan kesimpulan akhir yang didapat bisa nggak
nyambung!
Perencanaan penelitian penting dilakukan terutama bila kalian berkerja
dalam kelompok.
Alur Penelitian & Time Schedule
Praktisnya, membuat perencanaan penelitian adalah menuliskan alur
penelitian akan bagaimana kira-kira penelitianmu akan dilakukan dan
menentukan jadwal penelitianmu. Keduanya menjawab kelima pertanyaan
berikut:
1. Apa saja yang akan kamu lakukan dalam penelitianmu
2. bagaiMANa penelitianmu akan kamu lakukan
3. DI MAna penelitianmu akan kamu lakukan
4. SiapA yang akan menjadi penanggungjawab detail penelitianmu
5. Kapan penelitianmu akan kamu lakukan
Sebagai contoh …
Nara Shikamaru, Akamichi Chouji dan Yamanaka Ino adalah tiga siswa-siswasiswi
kelas X.2. Mereka ingin membuat penelitian berjudul "Kandungan CO2
dalam Minuman Berkarbonasi". Untuk itu mereka berencana mengambil data
komposisi tiap minuman soda, dasar teori mengenai karbonisasi minuman
soda, beberapa jenis minuman berkarbonasi 1,5 liter dan beberapa buah balon
serta karet gelang. Selain membandingkan komposisi yang tertulis pada
kemasan, mereka juga merancang percobaan berikut: Mengikatkan balon pada
setiap mulut botol minuman soda yang telah dibuka secara hati-hati sehingga
belum terlalu banyak karbondioksida yang terlepas. Setelah balon terpasang di
mulut botol, botol dikocok-kocok sampai semua karbondioksida terlepas. Balon
yang mengembang paling besar mengindikasikan karbondioksida terlarut
(dissolve carbondioxide) yang paling banyak.
5
Lalu mereka berbagi tugas. Ino bertugas untuk membeli lima jenis minuman soda
yang berbeda: Pepsi, Coca-Cola, Sprite, Fanta Stroberi dan Fanta Orange; serta lima
buah balon di supermarket K-Mart. Ino juga bertugas membuat percobaan di Villa
KIRPAD sesuai langkah percobaan yang telah dirancang bersama seperti di atas.
Sedang Shikamaru bertugas mencari dasar teori dan mencatat komposisi tiap jenis
minuman soda. Shikamaru juga bertugas membuat analisis data dan menuliskan
laporan akhir. Lalu apa tugas Chouji? Tentu tugasnya adalah meminum kelima
minuman berkarbonasi itu sampai habis! (Biar nGgak mubazir.)
Lalu kapan penelitian dilaksanakan?
Untuk menjawab pertanyaan ini, membutuhkan satu paragraf tersendiri.
Pertanyaan "Kapan?" adalah pertanyaan yang paling krusial. Sebagian besar
proyek penelitian gagal karena faktor waktu (dan tingkat kemalasan
penelitinya tentu). Merencanakan jalur-waktu atau time-line sebuah
penelitian lalu disiplin dengan time-schedule yang dibuat bersama tersebut
akan sangat menentukan keberhasilan sebuah penelitian. Maka pertamatama
kalian harus benar-benar meluangkan waktu atau mencari waktu
luang. Masa liburan, pasca-ujian (di antara remedy dan terima rapor) atau
bulan Puasa adalah masa-masa yang ideal untuk membuat sebuah
penelitian. Jangan memilih waktu-waktu di mana kalian disibukkan dengan
acara ulang tahun sekolah, atau ujian perkemahan (untuk sekolah yang
punya ex-kul wajib Pramuka) apalagi ujian akhir semester.
Berikut contoh rencana penelitian sederhana dalam 10 hari.
Contoh Rencana Penelitian Sederhana dalam 10 Hari
Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Hari ke-4
Menentukan
topik,
merumuska
n masalah
Menuliskan
Pendahuluan
: Latar
Belakang,
Tujuan dan
Rumusan
Masalah,
Ruang
Lingkup
Mencari
Tinjauan
Pustaka
Merancang
Metodologi
Memulai
eksperimen
dan atau
pengum
Melanjutkan
eksperimen
dan atau
pengum
Melanjutkan
mencari
tinjauan
pustaka Menyiapkan
alat/bahan
untuk
experimen
atau
pengumpula
n data.
untuk
menentukan
metodologi
dan konsep2
dasar yang
dipakai
-pulan data -pulan data
dan
Membuat
alur
penelitian
Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10
Menyusun
analisis
data dan
menarik
kesimpulan.
Menyusun
laporan dari
Pendahuluan
sampai
Kesimpulan.
Mengedit
laporan dan
finishing
(print)
6
Bisa kalian amati bahwa porsi terbesar dalam sebuah penelitian sebenarnya
adalah paperworks! Bekerja di atas kertas. Membaca dan menulis. Mulai
dari menulis Pendahuluan, mencari Dasar Teori dan atau Tinjauan Pustaka
sampai membuat laporan akhir. Jadi memang benar, penelitian sama
dengan buanyak banyak baca dan menulis. Hmmm … ini ya yang membuat
penelitian nampak membosankan?
Buat anak yang tidak biasa banyak membaca dan menulis memang
pekerjaan ini akan jadi pekerjaan yang sangat membosankan. Maka dari
itu, pekerjaan penelitian akan lebih ringan bila dilakukan secara
berkelompok, tidak sendirian. Kelompok 2 sampai 4 orang adalah jumlah
yang cukup ideal untuk melakukan penelitian, karena bila penelitian
dilakukan secara berkelompok, beban membaca dan menulis bisa dibagi
pada tiap anggota, dan antar anggota kelompok bisa saling menyemangati
dan mengingatkan. Tapi hati-hati .. untuk permulaan pilihlah teman
meneliti yang tidak berpotensi menimbulkan konflik internal kelompok.
Kembali pada masalah pembuatan rencana kerja (time-schedule), rencana
kerja sepuluh hari yang menjadi contoh di atas adalah contoh yang
diadaptasi dari panduan Santa Cruz County Science Fair. Kenyataanya,
penelitian sederhana terkadang menghabiskan waktu lebih dari sepuluh
hari … bisa satu bulan, satu semester bahkan mungkin satu tahun lebih.
Tergantung pada permasalahan apa yang diteliti.
Berhubung time-schedule di atas hanya sekedar contoh, pada prakteknya
kalian bebas untuk merancang jadwal penelitianmu sendiri, atau bahkan
mungkin kalian tidak membuat jadwal sama sekali !!? Ingat, penelitian
tanpa perencanaan itu absurd alias tidak jelas ujung pangkalnya.
Kerangka Penelitian
Setelah "Aman dimasak?" (Apa bagaiMANa DIMAna SiapA Kapan?) terjawab
dengan membuat alur penelitian dan kalian telah membuat time-line yang
jelas, maka tugas corat-coret di atas kertas berikutnya untuk
mempersiapkan penelitian yang akan kalian lakukan adalah membuat
Kerangka Penelitian. Sebenarnya hal ini opsional. Artinya bisa dilakukan
bisa juga tidak. Tapi jika kalian mengetahui manfaat membuat kerangka
penelitian pasti kalian akan membuat kerangka penelitian terlebih dulu
sebelum membuat sebuah penelitian.
Kerangka Penelitian, seperti halnya membuat kerangka karangan dalam
pelajaran Bahasa Indonesia, pada dasarnya adalah peta yang lebih
terperinci dan runtut mengenai apa-apa yang ada di dalam pikiranmu
berkaitan dengan penelitian yang akan kamu lakukan. Peta pikiran ini akan
sangat membantu dalam pengerjaan penelitian dan laporannya secara
keseluruhan. Contohnya, tulis poin-poin apa yang melatarbelakangi
penelitianmu, apa rumusan masalahnya, poin-poin apa yang perlu
dijelaskan dalam dasar teori dan tinjauan pustaka dan masih banyak lagi.
Membuat Kerangka Penelitian, berupa peta pikiran, secara sederhana
adalah menuliskan kata-kata kunci penelitianmu dalam bentuk Daftar Isi.
Ya Daftar Isi!
7
Sebagai contoh …
Aburame Shino, seorang siswa XI IPA 1, ingin meneliti mengenai pola makan kepik
hijau miliknya. Sebelum memulai penelitiannya, Shino membuat kerangka penelitian
sebagai berikut:
Judul : Pola Makan Kepik Hijau Peliharaanku
Bab I Pendahuluan
1. Latar Belakang . Mengapa kepik penting untuk dipelajari?
2. Rumusan Masalah . Pola makan kepik hijau
3. Tujuan Penelitian . Mengetahui pola makan kepik hijau
4. Batasan Masalah & Ruang Lingkup . "Pola makan" dan "Kepik Hijau"
Bab II Dasar Teori & Tinjauan Pustaka: 1) Klasifikasi Kepik. 2) Lebih detail
mengenai Kepik Hijau. 3) Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
seputar Kepik Hijau . cari literatur di perpus & internet
Bab III Metodologi : Observasi . detail rencana pengamatan yang akan
dilakukan
Bab IV Hasil dan Analisis Data
1. Hasil Pengamatan
2. Analisis
Bab V Kesimpulan & Saran . Bagaimana pola makan kepik hijau, menunggu
hasil dan analisis data
Kerangka Penelitian adalah suatu bentuk paling sederhana dari Rencana
Penelitian. Yang namanya rencana bisa saja berubah pada pelaksanaannya,
bergantung pada situasi dan kondisi. Namun dengan adanya perencanaan
yang matang, penelitian yang dilaksanakan akan lebih baik daripada
penelitian tanpa perencanaan.
Proposal Penelitian
Untuk beberapa tugas penelitian yang lebih advance, biasanya peneliti
diminta untuk membuat Proposal Penelitian. Isi dari Proposal Penelitian
sebenarnya adalah separuh dari Laporan Akhir Penelitian-mu karena
Proposal berisi Bab I sampai Bab III (Pendahuluan, Dasar Teori dan
Metodologi). Jika kamu telah membuat Proposal Penelitian, artinya separuh
penelitianmu sudah kamu kerjakan.
Jika kalian cermati, Alur – Kerangka – Proposal memiliki derajat keteraturan
yang bertingkat. Proposal adalah perencanaan penelitian yang paling rapih
dan terstruktur karena sudah dibuat dalam format laporan. Sedangkan
kerangka penelitian adalah bentuk rencana penelitian yang berupa
rancangan kasar dan Alur adalah bentuk paling mentah dari sebuah
perencanaan penelitian. Untuk membuat sebuah Penelitian Perdana yang
sederhana, cukuplah sampai membuat Kerangka saja. Namun kalian
sebaiknya mulai belajar membuat Proposal Penelitian yang lebih baik.
8
Chapter III
Apa itu library research?
Library research adalah kegiatan membaca, membaca dan membaca. Meski
nampak membosankan, kegiatan ini dibutuhkan untuk menyusun Dasar
Teori dan Tinjauan Pustaka yang baik.
Seperti pada kerangka penelitian yang dibuat oleh Shino, umumnya
terdapat lima bab dalam sebuah laporan penelitian:
1. Pendahuluan.
2. Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka.
3. Metodologi.
4. Hasil dan Analisis Data.
5. Kesimpulan
Detail penjelasannya bisa kalian baca di Chapter VI. Yang perlu
diperhatikan disini setelah menuliskan Pendahuluan, yang biasanya berisi
rumusan masalah dan apa yang melatarbelakanginya, kalian diminta untuk
menulis Dasar Teori dan Tinjauan Pustaka.
Jadi apa yang dilakukan setelah mendapatkan rumusan masalah dan
menyusun rencana kerja? Ya. Tepat sekali. Kalian harus banyak-banyak
membaca. Pergi ke perpustakaan atau toko buku, atau juga menjelajahi
artikel-artikel di internet.
Bagaimana memulainya?
Cukup mudah sebenarnya. Cermati kembali rumusan masalahmu, dan
ambil beberapa kata kunci dari permasalahan yang hendak diteliti.
Sebagai contoh …
Hyuuga Neji dan Hyuuga Hinata murid kelas X.4 hendak meneliti tentang
kecepatan larut beberapa tablet effervescent yang ada di pasaran. Mereka ingin
melihat apakah ada perbedaan kecepatan larut antara satu merk dengan merk
yang lain. Setelah selesai membuat rencana kerja dan bagian Pendahuluan, Neji
dan Hinata kemudian pergi ke warnet untuk mencari segala hal yang berkaitan
dengan "kecepatan larut" dan "tablet effervescent" pada mesin pencari Google
(www.google.com) atau Yahoo! (search.yahoo.com). Mereka tidak lupa untuk
mencari tahu apakah sudah ada peneliti lain yang pernah meneliti apa yang
hendak dia teliti itu di perpustakaan sekolah.
Dari kegiatan library research-nya inilah, Neji dan Hinata bisa menyusun Dasar
Teori dan Tinjauan Pustaka yang mengarah kepada langkah-langkah percobaan
yang akan dia lakukan untuk menjawab permasalahan penelitiannya. Atau dengan
kata lain, melalui library research ini mereka dapat menentukan metodologi
penelitian yang akan mereka pakai.
Pertimbangan utama yang perlu dipikirkan dalam benak anda ketika
membuat Dasar Teori & Tinjauan Pustaka adalah bahwa sebuah tinjauan
seharusnya memberikan gambaran kepada pembaca, sekalipun terbatas,
9
tentang kerangka pengetahuan dari rumusan masalah yang hendak diteliti
(Bell 2006: 122)
Pada saat membuat Dasar Teori & Tinjauan Pustaka ini kebanyakan pemula
hanya melakukan copy & paste dari literatur-literatur yang nampaknya
berhubungan dengan penelitian mereka. Umm .. copy & paste bukan
budaya yang cukup baik. Oleh karena itu library research perlu dilakukan.
Kalian perlu memahami benar konsep konsep dasar yang melandasi
penelitian kalian dan menuliskannya kembali sesuai dengan apa yang
kalian pahami. Dengan cara ini, kalian akan mendapatkan manfaat yang
sangat besar dari sebuah proses penelitian: belajar memahami suatu
konsep ilmu pengetahuan. Dijamin, apa yang kalian pelajari saat
melakukan library research ini akan melekat sepanjang hayat.
Ah .. dan bila memang terpaksa melakukan copy & paste, maka prosedur
ilmiahnya adalah dengan mencantumkan sumber alias memberikan kutipan
seperti yang saya lakukan dua paragraf sebelum ini.
Kutipan
Banyak cara mengutip dalam penulisan karya tulis ilmiah. Salah satunya
adalah dengan menuliskan nama penulis yang dikutip diikuti dengan tahun
terbit bukunya dan tanda titik dua yang diikuti dengan nomor halaman di
dalam tanda kurung. Bingung? Contohnya seperti ini: (Nama 1828: 301–
302)
Yang lebih penting sebenarnya adalah mengenai manajemen kepustakaan.
Sangat penting untuk selalu menyimpan catatan mengenai sumber-sumber
referensi yang berkaitan dengan penelitian kalian. Kutipan ini adalah salah
satu tradisi ilmiah dimana kita bisa mempertanggungjawabkan apa yang
kita nyatakan dengan menggunakan referensi yang dapat dipercaya.
Cara paling sederhana untuk menyimpan catatan sumber referensi adalah
dengan kartu referensi. Klasik memang ... tapi dalam era digital seperti
sekarang, bahkan terkadang cara klasik dapat bekerja lebih baik. Saat
melakukan library research, jangan lupa menyediakan setumpuk kartu
referensi ataupun notepad yang cukup kecil dan masuk ke dalam kantong
sehingga dapat digunakan sewaktu-waktu untuk menyimpan catatan
sumber referensi yang cukup menarik dan berhubungan dengan penelitian
kalian.
Trik-trik pencarian kepustakaan dibahas sangat baik dalam bab 4 sampai
bab 6 dari buku Judith Bell (2006), Doing Your Research Project. Peneliti
pemula sebaiknya membaca buku tersebut, strongly recommended.
10
Chapter IV
Apa saja yang bisa dilakukan
untuk mendapatkan data?
Agar sedikit membantu memberikan gambaran tentang apa apa saja yang dapat
kalian jadikan sebagai data, ada baiknya kalian mengenal beberapa kategori
penelitian lebih dulu. Kategorisasi ini akan memberikan gambaran mengenai data
seperti apa yang bisa kalian ambil sesuai dengan jenis penelitian yang kalian pilih.
Kategori Penelitian
Selain dikelompokkan berdasarkan bidang penelitian seperti penelitian
sosial, IPA, atau yang lainnya, penelitian dapat dikategorikan menurut cara
yang dipakai dalam melakukan penelitian tersebut. Beberapa diantaranya
yang paling sering dipakai adalah:
1. Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif adalah penelitian tentang fenomena yang terjadi
pada masa sekarang. Prosesnya berupa pengumpulan dan penyusunan
data, serta analisis dan penafsiran data tersebut. Penelitian deskriptif
dapat bersifat komparatif dengan membandingkan persamaan dan
perbedaan fenomena tertentu; atau bersifat normatif dengan
mengadakan klasifikasi, penilaian standar norma, hubungan dan
kedudukan suatu unsur dengan unsur lain. Data penelitian ini dapat
berupa hasil polling, wawancara, observasi dan pengukuran.
2. Penelitian Eksperimentatif
Penelitian ekperimentatif adalah penelitian yang dilakukan dengan
menciptakan fenomena pada kondisi terkendali. Pada prosesnya, tentu
kategori penelitian yang satu ini membutuhkan rincian alat dan bahan
serta langkah kerja yang spesifik untuk setiap rumusan masalah.
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan sebab-akibat dan
pengaruh faktor-faktor pada kondisi tertentu. Dalam bentuk yang
paling sederhana, pendekatan eksperimental ini berusaha untuk
menjelaskan, mengendalikan dan meramalkan fenomena seteliti
mungkin. Jelas bahwa mesti ada sebuah variabel tertentu yang
terkendali untuk melakukan penelitian ini.
3. Penelitian Historis
Penelitian historis menerapkan metode pemecahan yang ilmiah dengan
pendekatan historis. Proses penelitiannya meliputi pengumpulan dan
penafsiran fenomena yang terjadi di masa lampau untuk menemukan
generalisasi yang berguna untuk memahami, meramalkan atau
mengendalikan fenomena atau kelompok fenomena. Penelitian jenis ini
kadang-kadang disebut juga penelitian dokumenter karena acuan yang
dipakai dalam penelitian ini pada umumnya berupa dokumen. Penelitian
historis dapat bersifat bibliografis, yakni memberikan gambaran
menyeluruh tentang pendapat atau pemikiran para ahli pada suatu
11
bidang tertentu dengan menghimpun dokumen-dokumen tentang hal
tersebut ; atau biografis, yakni memberikan pengertian yang luas
tentang suatu subyek, sifat dan watak pribadi subyek, pengaruh yang
diterima oleh subyek itu dalam masa pembentukan pribadinya serta
nilai subyek itu terhadap perkembangan suatu aspek kehidupan.
Selain ketiga kategori tersebut tentunya ada kategori penelitian yang lain.
Untuk lengkapnya kalian dapat membacanya di buku-buku yang berkaitan
dengan metodologi penelitian. Cara paling mudah menemukan buku-buku
ini tentunya ada di perpustakaan. Tapi jika kalian kesulitan
menemukannya di perpustakaan, pergilah ke toko buku dan carilah tulisan
di atas rak buku: STATISTIK/PENELITIAN.
Nah, sudah ada sedikit gambaran mengenai apa-apa saja yang bisa
dilakukan untuk mendapatkan data? Data apa yang akan kalian peroleh
tergantung pada permasalahan yang kalian angkat dan bagaimana kalian
akan menyelesaikan permasalahan tersebut. Hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan data sering juga disebut sebagai metodologi penelitian.
Banyak cara untuk mendapatkan data, namun secara umum ada dua cara
yang paling sering digunakan untuk mendapatkan data yaitu: melakukan
EKSPERIMEN atau membuat POLLING.
Sedikit …
… tentang EKSPERIMEN
Pada dasarnya, eksperimen adalah membuat kondisi tertentu untuk
mengetahui hubungan sebab-akibat dari sebuah kejadian/proses/fenomena
yang akan kita amati. Hal utama yang perlu kalian mengerti adalah kata
"variabel".
Apa itu variabel ?
Variabel adalah suatu besaran yang nilainya dapat diubah-ubah. Banyak
penjelasan tentang variabel, namun akan lebih mudah jika kalian
mengamati contoh cerita ini :
Uchiha Sasuke adalah siswa kelas XI Aksel. Kakak Sasuke suka sekali menanam
taoge dan Sasuke suka mengamati pertumbuhan taoge yang ditanam kakaknya.
Pada suatu hari, Sasuke ingin tahu apakah vitamin B-kompleks IPI akan
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan taoge. Lalu Sasuke membuat eksperimen
dengan menanam 5 buah kacang hijau pada 5 media kapas basah yang berbeda.
Media pertama dibasahi dengan air biasa. Media kedua dibasahi dengan air dari
larutan vitamin B-kompleks IPI yang memiliki konsentrasi larutan 1 butir vitamin /
1 gelas air 250 cc. Demikian seterusnya sampai media ke 5, Sasuke membasahinya
dengan larutan vitamin B-kompleks IPI yang memiliki konsentrasi larutan 4 butir
vitamin / 1 gelas air 250 cc. Kemudian Sasuke mencatat panjang dari taoge tiap
harinya.
Pada narasi tersebut, yang disebut dengan "variabel" adalah konsentrasi
larutan B-kompleks IPI dan panjang taoge. Konsentrasi larutan adalah
variabel bebas yang besarnya dapat ditentukan oleh peneliti. Sedangkan
12
panjang taoge adalah variabel terikat yang besarnya tergantung pada
variabel bebas tadi.
Judul dari laporan eksperimen Sasuke adalah : "Pengaruh vitamin Bkompleks
IPI terhadap kecepatan pertumbuhan taoge." Perlu diingat bahwa
kecepatan adalah besaran "panjang" dibagi "waktu". Dalam hal ini variabel
"waktu" dibuat sama oleh Sasuke untuk setiap media tanamnya.
Kalian juga dapat mencermati bahwa salah satu media tanam tidak diberi
larutan B-kompleks IPI tapi hanya diberi air biasa. Dalam dunia penelitian,
pemberian air biasa ini disebut sebagai variabel kontrol. Variabel kontrol
dipakai untuk melihat kondisi normal yang biasa terjadi dan memberikan
indikasi apakah perlakuan/treatment yang diberikan pada obyek penelitian
menunjukkan hubungan sebab-akibat. Pada kasus Sasuke, variabel kontrol
akan memperlihatkan apakah vitamin B-kompleks IPI benar-benar
berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan taoge. Sedangkan variabel
bebas akan menunjukkan hubungan antara konsentrasi larutan vitamin Bkompleks
IPI dengan kecepatan pertumbuhan taoge. Bila hasil eksperimen
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kecepatan pertumbuhan pada
kelima media tanam, maka kesimpulan dari penelitian Sasuke tersebut
adalah :"Vitamin B-kompleks IPI tidak mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan taoge."
… tentang POLLING
Polling dalam pengertian jejak pendapat banyak digunakan untuk
memahami gejala-gejala sosial. Banyak metode survey/polling yang bisa
dilakukan, namun untuk mempermudah kalian dalam memulai "karier"
sebagai peneliti sebaiknya lakukanlah metode polling yang paling
sederhana.
Hal yang perlu kalian pahami dalam melakukan polling adalah pengertian
tentang populasi dan sampling. Dalam konteks penelitian ilmiah, populasi
adalah sekumpulan obyek yang menjadi sasaran penelitian. Misalnya dalam
judul penelitian "Perilaku seks bebas pada siswa SMU di Yogyakarta",
populasi data dari penelitian tersebut tentu saja seluruh siswa SMU di
Yogyakarta.
Dalam pelaksanaan penelitian, seringkali peneliti mengalami kesulitan
untuk mengambil data dari seluruh populasi yang dimaksudkan
dikarenakan besarnya populasi dari obyek sasaran penelitian tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut setidaknya ada dua alternatif cara
yang dapat dilakukan. Pertama, pilihlah judul dengan obyek sasaran
penelitian yang lebih sempit. Hal ini dapat kalian jelaskan pada sub-bab
Ruang Lingkup dan Batasan Masalah. Kedua, lakukanlah sampling.
Sampling adalah pengambilan data dari sebagian populasi yang
merepresentasikan populasi itu sendiri.
Banyak tata aturan tentang pengambilan sampel dalam sebuah penelitian
yang bisa kalian baca dari buku-buku Metode Penelitian dan memang
banyak aturan rumit tentang sampling. Oleh karena itu jika kalian ingin
segera memulai sebuah penelitian sederhana maka disarankan untuk
13
membatasi populasi. Berikut ini adalah sebuah narasi untuk
mempermudah gambaran tentang polling:
Suatu hari, seorang siswi XI IPS, Haruno Sakura, ingin mengetahui seberapa besar
rata-rata pengeluaran uang jajan siswa-siswi SMU 3 Yogyakarta yang duduk di kelas
XI. Lalu Sakura memutuskan untuk membuat jejak pendapat dengan mengambil
data melalui angket "Seberapa besar rata-rata uang jajanmu setiap hari?" pada
sebuah kertas kecil yang Sakura berikan kepada teman-temannya. Agar pelaksanaan
jejak pendapatnya lebih mudah, Sakura mengambil sampel 10 orang siswa tiap
kelas, masing-masing 5 orang putra dan 5 orang putri. Akhirnya, karena ada 6 kelas
XI, Sakura mendapatkan 60 orang responden dari 6 kelas. Dari data itu, Sakura
membuat klasifikasi dan merata-rata pengeluaran uang jajan teman-temannya lalu
membuat generalisasi dengan memberi pembahasan tentang mengapa dia memilih
sampel seperti di atas.
Dari narasi di atas jelas bahwa populasi dari penelitian Sakura adalah
siswa-siswi SMU 3 Yogyakarta yang duduk di kelas XI. Keseluruhan
populasi berjumlah 224 orang, jadi sampel yang diambil Sakura kurang
lebih 27 %, lebih dari seperempat jumlah populasi. Pertanyaannya, apakah
sampel 27 % dari populasi tersebut telah mewakili seluruh populasi ?
Dalam artikel Teknik Sampling yang ditulis oleh Hasan Mustafa dikatakan
bahwa, jika ukuran populasinya di atas 1000, sampel sekitar 10 % sudah
cukup, tetapi jika ukuran populasinya sekitar 100, sampelnya paling sedikit
30%, dan kalau ukuran populasinya 30, maka sampelnya harus 100%.
Dikatakan pula bahwa ada yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif,
sampelnya 10% dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30
elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, paling sedikit 30 elemen
per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok
(Gay dan Diehl, 1992).
Masih dalam artikel yang sama dituliskan, Roscoe (1975) dalam Uma
Sekaran (1992) memberikan pedoman penentuan jumlah sampel sebagai
berikut:
1. Sebaiknya ukuran sampel di antara 30 s/d 500 elemen
2. Jika sampel dipecah lagi ke dalam subsampel (laki/perempuan,
SD/SLTP/SMU, dsb), jumlah minimum subsampel harus 30
elemen
3. Untuk penelitian yang sederhana, dengan pemilihan elemen
sampel yang ketat, ukuran sampel bisa antara 10 s/d 20 elemen.
Karena penelitian Sakura adalah sebuah penelitian sederhana dan
populasinya di antara 100-1000 orang maka 27 % adalah angka yang cukup
representatif bagi populasi.
Jika kalian tertarik untuk membuat sebuah penelitian yang advance, maka
sebaiknya mulai sekarang kalian perlu membaca-baca buku-buku
metodologi penelitian ataupun buku-buku tentang teknik-teknik
pengambilan dan analisis data. Tapi jika hal-hal tersebut terlalu rumit dan
menghalangi kalian untuk membuat sebuah penelitian, maka pilihlah dulu
metode yang lebih mudah.
14
Masih ada
jalan yang lain …
Selain eksperimen dan polling, masih banyak cara-cara lain untuk
mendapatkan data. Metodologi yang bisa kalian pilih tergantung pada
permasalahan yang ingin kalian cari jawabannya. Cara-cara lain itu antara
lain adalah observasi/pengamatan (seperti yang digunakan untuk
mengamati perilaku hewan), studi literatur (mengumpulkan kepustakaan,
meramunya dan membuat analisis kritis untuk menjawab suatu
permasalahan), studi kasus, wawancara terstruktur, rubrik dan masih
banyak lagi.
Cara-cara untuk mengumpulkan data ini akan membedakan penelitian satu
dengan penelitian yang lain. Banyak peneliti memiliki rumusan masalah
yang sama, tetapi mereka menggunakan metode yang berbeda-beda untuk
menjawab permasalahan tersebut. Dalam dunia penelitian hal tersebut sahsah
saja. Cobalah buka arsip-arsip penelitian di perpustakaan sekolahmu
atau juga di internet untuk memperkaya pengetahuanmu tentang
bagaimana membuat sebuah penelitian.
15
Chapter V
Analisis data? Gimana caranya?
Setelah mendapatkan data, jelas ada proses analisa data yang
mengikutinya. Analisis data adalah proses mengorganisasikan data
sedemikian rupa sehingga data tersebut dapat dibaca dan
ditafsirkan/diinterpretasikan (Azwar 1998: 123).
Ada dua cara yaitu analisa kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisis
kualitatif mudahnya adalah analisis yang tidak melibatkan angka-angka
namun lebih cenderung mendeskripsikan sifat seperti besar-kecil, banyaksedikit
ataupun perbandingan-perbandingan sifat yang lain.
Sebagai contoh …
Inuzuka Kiba siswa kelas XI IPA 5 melakukan penelitian tentang bagaimana
persepsi anak Sekolah Dasar mengenai robot. Kiba melakukan diskusi terfokus
berkelompok dengan beberapa kelompok anak Sekolah Dasar. Data yang
didapatkannya adalah rekaman diskusi bersama anak-anak SD tersebut. Data
yang berupa percakapan seperti ini kemudian dianalisa secara kualitatif dengan
cara membandingkan satu komentar dengan komentar yang lain pada hasil
rekaman tersebut.
Dari analisis yang dilakukan Kiba, terlihat bahwa anak-anak SD cenderung
menganggap robot adalah alat yang berbentuk seperti manusia. Padahal definisi
robot sendiri memungkinkan robot tidak mesti berbentuk seperti manusia. Dari
rekaman diskusi itu pula Kiba mengetahui bahwa umumnya persepsi anak-anak
terhadap robot terbentuk dari apa yang mereka lihat di film-film kartun.
Nah .. sedangkan analisis kuantitatif jelas melibatkan angka. Dan bila
melibatkan angka tentu saja kalian harus memasuki dunia matematika
khususnya statistika. Akankah menjadi rumit? Tidak juga ...
Umumnya, analisis data kuantitatif selalu disertai dengan penyajian data
yang lebih mudah dibaca seperti tabel, diagram kue ataupun diagram
batang atau grafik. Hubungan antar variabel dapat terlihat jelas dalam
grafik. Dan bila akan menunjukkan distribusi data, biasa dipakai diagram
kue (pie diagram) juga diagram batang.
Namun bila penyajian data kurang bisa menggambarkan properti data,
maka diperlukan beberapa perhitungan statistika. Statistika tingkat tinggi
mungkin diperlukan bila kalian benar-benar serius ingin menjadi peneliti
profesional. Tapi, untuk permulaan cukuplah kalian tahu tentang dua hal:
Rata-rata (Mean) dan Deviasi Standar (Standard Deviation)
Rata-rata (Rerata Aritmatis) adalah nilai yang paling sering dihitung bila ada
sekumpulan nilai data. Properti data yang satu ini menggambarkan nilai
pertengahan dari sekumpulan data. Namun terkadang pengertian Rerata
sering tertukar dengan pengertian Median yang juga merupakan nilai
pertengahan dari jangkauan data.
16
X Secara matematis, Rata-rata ( ) dirumuskan sebagai berikut:
N
X
X i . =
Dalam rumus di atas,
Ó Xi = jumlah semua nilai data
N = jumlah data
Sedang Deviasi Standar adalah properti data yang menggambarkan
keragaman suatu kumpulan data. Secara matematis Deviasi Standar (S)
dirumuskan sebagai berikut:
1
) ( 2
2
-
-
=
. .
N
N
X
X
S
i
i
Dalam rumus di atas,
Ó Xi2 = jumlah kuadrat semua nilai data
Ó Xi = jumlah semua nilai data
N = jumlah data
Perhitungan statistika sederhana seperti di atas dapat dipakai untuk
menganalisa kumpulan data seperti pada contoh berikut:
Gaara siswa XII IPA 4 melakukan survey terhadap 20 orang di Desa Konoha untuk
mengetahui lebih populer siapa, Naruto atau Sasuke. Hasil dari survey Gaara
ternyata ada 10 orang yang menyukai Naruto dan ada 10 orang yang menyukai
Sasuke. Dalam hal ini Naruto dan Sasuke sama populernya. Namun, dari data
Gaara ada hal lain yang cukup menarik. Sewaktu melakukan survey, Gaara
mengambil data usia responden yang hasilnya sebagai berikut
Usia 10 orang yang memilih Naruto: 12, 6, 15, 3, 12, 6, 21, 15, 12, 18
Usia 10 orang yang memilih Sasuke: 12, 10, 12, 14, 13, 12, 11, 14, 12, 10
Kedua kumpulan data memiliki rata-rata 12 tahun. Namun, usia kelompok data
yang menyukai Naruto lebih bervariasi karena deviasi standarnya 5,6 tahun sedang
deviasi standar usia kelompok data yang menyukai Sasuke 1,4 tahun. Sehingga
dari analisis yang dilakukan Gaara dapat dikatakan bahwa Naruto sedikit lebih
populer dari Sasuke.
Selain Rata-rata dan Deviasi Standar ada banyak parameter-parameter
statistika lain yang bisa dipakai untuk menganalisis sekumpulan data atau
beberapa kumpulan data seperti T-test, varian, korelasi, dan anova. Tapi
rasanya, untuk memulakan penelitian perdana, kalian tidak perlu
merisaukan perhitungan statistika yang sulit. Suatu saat nanti bila kalian
telah terbiasa untuk meneliti pasti akan sampai pada tahapan statistika
yang sebenarnya.
17
Chapter VI
Bagaimana bentuk standar dari
format penulisan laporan penelitian/karya ilmiah?
Pertanyaan di atas adalah pertanyaan yang paling banyak dilontarkan oleh
peneliti pemula setelah pertanyaan "Apa yang harus dilakukan untuk
memulai sebuah penelitian?". Setelah kesulitan untuk menemukan masalah
terlewati, bagian tersulit kedua adalah menulis sebuah laporan penelitian.
Menulis sebuah laporan kegiatan ilmiah merupakan sebuah pekerjaan
dengan tantangan yang khas, sebagian dikarenakan harapan kita ketika
membaca sebuah laporan kegiatan ilmiah sangat berbeda dengan ketika
kita membaca jenis naskah lainnya. Sebagian besar yang lain adalah faktor
kemalasan dari diri kita.
Normalnya, kita tidak membaca sebuah laporan kegiatan ilmiah secara
linier "dari awal sampai akhir". Pada saat membaca sebuah laporan
kegiatan ilmiah orang biasanya memusatkan perhatian untuk mendapatkan
poin-poin penting dengan membaca abstrak/ringkasan, gambar, atau
paragraf awal dalam bab pembahasan. Perhatian terhadap teks selebihnya
baru diberikan ketika seseorang akan mengulang percobaan,
mengumpulkan informasi untuk tinjauan pustaka, atau mengevaluasi
kekurangan dalam metoda yang digunakan atau interpretasi hasilnya.
Oleh karena itu, format laporan penelitian adalah sebuah format standar
yang disusun sedemikian rupa untuk memenuhi spesifikasi seperti di atas
sebagai berikut:
1. Judul
2. Abstrak
3. Kata Pengantar
4. Daftar Isi
5. Bab I : Pendahuluan
6. Bab II : Tinjauan Pustaka
7. Bab III : Metodologi Penelitian
8. Bab IV : Hasil dan Pembahasan
9. Bab V : Kesimpulan
10. Daftar Pustaka
11. Lampiran (jika ada)
Selanjutnya, akan dijelaskan bagian-bagian yang sekiranya perlu
dijelaskan.
Petunjuk Pemakaian Chapter Ini :
Pertama-tama, baca dulu Chapter ini sekali saja secara menyeluruh, boleh cuma
baca dengan cara scanning, tak perlu detail. Lalu siapkan segala sesuatu yang
kalian butuhkan untuk penelitian dan segera mulai penelitian kalian. Saat akan
menulis laporan, barulah buka kembali Chapter ini dan ikuti satu per satu yang
dijelaskan pada tiap bab/sub-bab secara detail. Semoga berhasil.
18
sedikit Penjelasan …
… tentang JUDUL
Pilihlah judul yang menarik. Judul bisa memuat tema kegiatan tetapi tidak
harus sama dengan pertanyaan permasalahan.
… tentang ABSTRAK
Abstrak memberikan gambaran umum secara singkat tapi jelas mengenai
isi suatu laporan hasil penelitian. Dari abstrak sudah tergambar apa saja
yang menjadi gagasan pokok penelitian.
Biasanya abstrak terdiri dari empat hal :
o Yang pertama menjelaskan latar belakang penelitian itu.
o Yang kedua diterangkan masalah-masalah yang timbul yang akan
dicari proses pemecahan masalahannya
o Yang ketiga mengungkapkan kegiatan penelitian yang kamu
lakukan
o Dan yang keempat menjelaskan hasil dan pembahasan
… tentang KATA PENGANTAR
Kata pengantar merupakan pernyataan dari kalian mengenai laporan yang
kalian buat. Dalam kata pengantar kalian dapat mengucapkan rasa terima
kasih kepada kerabat yang membantu kalian menyelesaikan penelitian.
… tentang PENDAHULUAN
Jelas bahwa pendahuluan terletak pada bagian awal dari sebuah naskah.
kalian harus mengenalkan penelitian dengan memberikan latar belakang,
menampilkan masalah penelitian, dan menyatakan mengapa masalah
tersebut perlu dipecahkan. Tanpa informasi penting tersebut, orang yang
akan membaca naskahmu tidak akan dapat dengan mudah memahami
lebih rinci tentang penelitian yang akan dilakukan. Ada sub-bab yang dapat
kalian tuliskan pada Bab Pendahuluan ini :
• Latar Belakang : adalah apa yang menjadi konteks penelitian,
dalam situasi ataupun lingkungan seperti apa kalian melakukan
penelitian tersebut ataupun juga alasan-alasan logis bagaimana
kalian dapat menemukan masalah yang akan diteliti.
• Rasionalisasi : merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa
penelitian tersebut penting menurut kamu? Siapa saja yang akan
mendapatkan manfaat? Mengapa kamu perlu mengetahuinya?
Mengapa situasi, metoda, model atau perangkat perlu diperbaiki?
Pada beberapa penelitian, sub-bab ini dijadikan satu dengan Latar
Belakang.
• Rumusan Masalah : adalah penuangan masalah dan biasanya
dalam bentuk kalimat yang mengungkapkan pertanyaan.
• Tujuan Penelitian : ini berhubungan langsung dengan Rumusan
Masalah. Sebagai contoh jika rumusan masalahnya adalah : "Apakah
sesuatu berhubungan dengan sesuatu ?" maka tujuannya dapat
19
dituliskan : "Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ada hubungan antara sesuatu dengan sesuatu."
• Batasan Masalah dan Ruang Lingkup : adalah faktor, kondisi, atau
kondisi sekitar yang dapat menghalangi kamu untuk mendapatkan
hasil penelitian (Batasan Masalah) juga aspek-aspek apa yang tidak
kamu teliti? Apakah kajian terbatas pada suatu kawasan geografis
tertentu atau aspek tertentu dari situasi yang akan kamu teliti?
(Ruang lingkup). Pada beberapa naskah penelitian, sub-bab ini
menjelaskan definisi kata-kata maupun frase khusus yang tercantum
pada JUDUL. Sebagai contoh, bila judulnya :"Pengaruh volume
terhadap tegangan listrik yang dihasilkan baterei garam", maka kata
"volume","tegangan listrik" dan "baterei garam" perlu
dijelaskan/dibatasi maknanya.
• Manfaat Penelitian : yang ini keliatannya udah jelas.
… tentang TINJAUAN PUSTAKA
Tujuan penyusunan tinjauan pustaka yaitu untuk memperlihatkan
bagaimana kita sampai pada keputusan memilih metodologi atau teori
tertentu yang kita gunakan dan bagaimana karya kita menambah informasi
terhadap penelitian-penelitian yang telah ada.
Tinjauan pustaka adalah pandangan kritis terhadap penelitian-penelitian
yang telah dilakukan yang signifikan dengan penelitian yang akan kalian
lakukan. Anggapan beberapa orang bahwa tinjauan pustaka merupakan
ringkasan adalah tidak benar. Tidak dianjurkan untuk hanya meringkas
karya orang lain. Kita harus menggunakan pustaka untuk menjelaskan
penelitian kita - jika tidak, yang kita tulis bukanlah tinjauan pustaka tetapi
hanyalah memberitahu pembaca apa yang telah dilakukan peneliti lain.
Walaupun kita harus meringkas penelitian yang relevan, adalah sangat
penting bahwa kita juga melakukan evaluasi terhadap karya tersebut,
memperlihatkan hubungannya dengan karya-karya lain, dan
memperlihatkan bagaimana karya tersebut terkait dengan penelitian kita.
Dengan kata lain, kita perlu memilih bagian mana dari penelitian untuk
dibahas (misalnya: metodologi), memperlihatkan bahaimana hal tersebut
berhubungan dengan karya lain (misalnya: Metodologi lain mana yang telah
digunakan? Apa kesamaannya? Apa perbedaannya?) dan memperlihatkan
bagaimana hal tersebut terkait dengan karya kita (misalnya: bagaimana
hubungannya dengan metodologi penelitian kita?).
Tinjauan pustaka dapat diambil dari beberapa sumber antara lain sebagai
berikut :
• Artikel / Jurnal
• Buku
• Proseding Konferensi
• Laporan Pemerintah dan Perusahaan
• Koran & Majalah
• Internet (jurnal elektronik)
Dengan adanya tinjauan pustaka, kita jadi tahu tentang apa-apa yang telah
dilakukan dalam bidang kajian yang kita pilih. Awalnya terlihat agak sulit
memang, tapi dalam pengerjaan penelitian sederhana kalian dapat
20
mengambil tinjauan pustaka dari buku-buku pelajaran sebagai dasar teori
dan memberikan deskripsi bagaimana dasar teori itu berhubungan dengan
penelitian yang akan kalian kerjakan.
… tentang METODOLOGI
Dalam bab tentang metodologi Penelitian kalian diharapkan untuk
menjelaskan mengenai :
1. Bagaimana data dikumpulkan atau dihasilkan?
2. Bagaimana data tersebut dianalisis?
Dengan kata lain, bab tentang metodologi memperlihatkan kepada pembaca
bagaimana kamu memperoleh hasil. Kalian perlu menjelaskan bagaimana
data diperoleh karena metode berpengaruh terhadap hasil. Mengetahui
bagaimana data dikumpulkan akan membantu pembaca untuk
mengevaluasi validitas dan reliabilitas hasil dan kesimpulan dalam
penelitian kamu.
Sering kali terdapat metode yang berbeda yang dapat digunakan untuk
menyelidiki suatu masalah penelitian yang sama. Karena itu, metodologi
harus memberikan alasan yang jelas mengenai mengapa kamu memilih
menggunakan suatu metode atau prosedur tertentu.
Tips kecil
Pada penelitian yang memakan waktu lama ada baiknya
mencatat apa yang sudah kamu kerjakan, mengapa kamu
mengerjakannya, dan apa yang terjadi. Akan sangat baik
bila kalian memiliki catatan harian penelitian sehingga
kalian memiliki catatan tentang metode yang digunakannya.
Usahakan memiliki cara untuk mencatat pekerjaan
penelitian dengan efektif dan secara hati-hati memiliki
bahan-bahan mana saja yang akan diikutkan dalam bab
tentang metodologi.
… tentang HASIL & PEMBAHASAN
Setelah selesai mengambil data, sebaiknya kalian membuat grafik, tabel
atau chart yang dibentuk dari data, beri judul pada tiap item-nya dan jika
mungkin dibuat warna. Jika terdapat jumlah data yang besar, kamu dapat
menempatkannya pada lampiran. Jika kamu menempatkannya terpisah
maka intisari data tetap harus ditempatkan pada bagian data dalam
laporan.
Karena isi dari bagian pembahasan adalah untuk memberikan komentar
dan penjelasan terhadap hasil sehingga menjadikannya berarti bagi
pembaca, maka secara umum pembahasan mencakup hal-hal berikut ini:
o Penjelasan tentang hasil yang terdiri dari :
Pernyataan tentang hasil: hasil dipaparkan dalam format yang
mudah dipahami oleh pembaca (misalnya berupa grafik, tabel,
21
diagram, atau teks). Sementara itu, bila diperlukan, data mentah
biasanya diletakkan di bagian LAMPIRAN.
Teks penjelasan: semua grafik, tabel, diagram dan gambar harus
didampingi oleh teks yang memandu perhatian pembaca ke arah
hasil yang signifikan.
Pemaparannya: Kalian harus ingat bahwa tabel dan lain-lainnya
digunakan untuk memaparkan banyak informasi secara efisien
dan tugas penulis mengarahkan perhatian pembaca pada
informasi/bagian yang paling penting. Pemaparan akan
menjadikan hasil lebih bermakna dengan menunjukkan hasil
yang paling penting, penyederhanaan hasil (misalnya: lebih baik
menggunakan "hampir separo" dari pada "48,9%"), penegasan
kecenderungan atau hubungan yang signifikan (misalnya: "laju
penurunan oksigenasi mengikuti penurunan suhu"), dan
mengomentari apakah hasil tertentu sesuai dengan harapan atau
tidak.
o Perujukan ke penelitian-penelitian sebelumnya: perbandingan hasil
dengan yang dilaporkan pada pustaka rujukan, atau penggunaan
pustaka untuk mendukung suatu pernyataan hasil , hipotesis atau
deduksi.
o Deduksi: suatu pernyataan tentang bagaimana hasil dapat
diaplikasikan lebih umum
o Pra-duga yang didapat saat pengambilan data: suatu pernyataan
umum atau kesimpulan yang mungkin muncul dari hasil (yang akan
dibuktikan atau dibantah pada penelitian berikutnya).
Masalah yang sering dihadapi para penulis untuk menyusun bagian
pembahasan adalah: bahwa pembahasan tidaklah membahas, namun
hanya menguraikan hasil lebih rinci saja. Untuk mengatasi masalah
tersebut maka ketika menyusun bagian pembahasan harus selalu diingat
bahwa maksud penyusunannya adalah untuk menjelaskan hasil.
… tentang KESIMPULAN
Penyusunan bab tentang kesimpulan dan saran ditujukan untuk memberi
ringkasan tentang:
o Apa yang telah dipelajari (biasanya di bagian awal kesimpulan)
o Apa saja yang masih harus dipelajari (arah penelitian berikutnya)
o Hasil yang diperoleh dalam penelitian (evaluasi)
o Manfaat, kelebihan, dan aplikasi temuan penelitian (evaluasi)
o Rekomendasi
Kesimpulan seharusnya ringkas saja. Sebagai gambaran, pada banyak
publikasi hasil penelitian bagian kesimpulan mencakup hingga 2,5% dari
keseluruhan laporan. Kesimpulan yang terlalu panjang seringkali
disebabkan memuat rincian yang tidak perlu. Bab tentang kesimpulan
bukanlah tempat bagi rincian tentang metodologi atau hasil penelitian.
Walaupun kamu harus memberikan ringkasan tentang apa yang telah
dipelajari dalam penelitian, ringkasan tersebut tidak harus panjang karena
penekanan pada bagian kesimpulan terletak pada implikasi dan evaluasi
22
Bagian akhir ini, akan menjawab rumusan masalah yang diungkapkan di
depan ataupun membuktikan kebenaran/ketidakbenaran hipotesa. Ingat,
hipotesa tidak selalu dapat dibuktikan. Dalam suatu laporan, rumusan
lah – tujuan penelitian – kesimpulan berhubungan erat. masa
… tentang DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka adalah bagian vital yang akan memberikan keabsahan atas
sifat keilmiahan sebuah karya tulis yang akan kalian buat. Jadi, wajib
hukumnya untuk membuat bagian ini. Untuk membuat Daftar Pustaka, ada
baiknya kalian membuat catatan setiap kali mengambil bagian ataupun
terinspirasi sebuah text (buku, jurnal artikel dll.), sehingga pada akhir proses
penulisan karya tulis, kalian tidak perlu lagi mencari-cari sumber yang
kalian pakai.
Bagaimanakah format standar penulisan Daftar Pustaka ?
Biasanya Daftar Pustaka diurutkan berdasarkan abjad dan ditulis dalam
format:
Nama penulis. tahun. judul buku/text. penerbit. kota penerbitan.
Seperti contoh dari Subandono 2005 berikut …

Allen, G. 1996. Marine Life of Southeast Asia and the Pasific. Periplus
Anonim. 2005. Saatnya Belajar pada Kearifan Lokal. Harian Umum KOMPAS edisi 11
April 2005. Jakarta
Horikawa, K. 1978. Coastal Engineering, An Introduction to Ocean Engineering.
University of Tokyo Press. Tokyo.
http://www.pmel.noaa.gov/tsunami/
LPPS-KWI. 2001. Penanganan Bencana. Seri Forum LPPS No. 43
Subandono D. 1995. Model Numerik Refraksi-Difraksi Gelombang Laut. Prosiding
Seminar Kelautan Nasional. Jakarta

Mmm … bisa dilihat di box di atas, format Daftar Pustaka nggak maksa.
Seandainya pada buku referensi kalian tidak memuat kota penerbitan, tidak
perlu memaksakan untuk menulis kota penerbitan. Lalu jika nama penulis
tidak diketahui kalian bisa menuliskannya sebagai "Anonim". Kalian juga
dapat mengambil referensi dari internet seperti di atas. Semakin banyak
Daftar Pustaka yang kalian pakai akan semakin baik, tapi ingat … kalian
harus jujur dalam menulis Daftar Pustaka ini !
... Fiuh !
Repot juga ya bikin sebuah karya tulis ?! Memang banyak bab dan sub-bab
yang harus kalian tuliskan. Tapi jika kalian sudah menjalaninya, menulis
sebuah karya ilmiah tidak se-ngeri yang kalian bayangkan, terutama jika
kalian memahami prinsip 3M pada Chapter VIII. Lakukan saja selangkah
demi selangkah sesuai dengan time-schedule dan saat karyamu selesai
kalian tulis, yakinlah, pasti ada kepuasan tersendiri.
23
Chapter VII
Sudah selesai kah … ?
Belum. Biasanya setelah membuat sebuah penelitian, kalian perlu (dan
seharusnya merasa perlu) untuk mempresentasikannya kepada orang lain.
Sangat menyenangkan untuk mendapatkan apresiasi dari orang lain, baik
itu apresiasi yang positif atau yang negatif.
Masalahnya, bagaimana cara membuat Presentasi yang baik?
Pertama kalian harus sadar bahwa tujuan dari presentasi adalah
menyampaikan sesuatu pada orang lain. Jadi berpikirlah dari sudut
pandang orang lain. Berpikirlah mengenai apa-apa saja yang perlu orang
lain ketahui dari penelitianmu. Sampaikan poin-poin penting dari
penelitianmu tersebut dalam kalimat-kalimat yang sederhana, padat
informasi dan jelas. nGgak perlu berbusa-busa nan indah.
Ada saatnya kalian dituntut mempresentasikan penelitian dalam bentuk
tayangan Microsoft PowerPoint ataupun transparansi. Tapi ada juga saat
dimana kalian dituntut untuk mempresentasikan karya kalian melalui
display seperti yang dipakai dalam pameran-pameran ilmiah. Coba amati
detail sketsa display di bawah:
>> display standar pameran <<>